Beberapa orang tanya, bagaimana ceritanya sampai saya bisa mendapat beasiswa dari RIM.. Mungkin beberapa orang di sini juga tanya, kenapa saya bisa dapat beasiswa dari RIM? Saya coba cerita yaa..
Saat itu, di kuartal pertama tahun 2012, status saya masih fresh graduate,
namun keinginan untuk melanjutkan kuliah cukup besar, ditambah keluarga dan
lingkungan yang mendukung, membuat saya memutuskan untuk hunting beasiswa S3.
Sebelum melamar kuliah S3 di ITB, saya juga mencoba tawaran beasiswa S3 di Belanda. Walau ibu saya setengah hati mendukung, karena alasan jauh, saya tetap mencoba peruntungan melamar kuliah di Belanda. Sempat beberapa kali saling berkirim email dengan asisten profesor di Belanda, namun ternyata saya tidak dapat melanjutkan ke tahap selanjutnya, alias gagal. Berkecil hati? tidak terlalu sih.. Alasan restu orang tua yang mungkin akan membuat saya justru was-was kalau diterima.
Kemudian muncul email di sebuah milis tentang pemberian beasiswa dari RIM. Walau sebelumnya gagal, tapi kenapa tidak mencoba yang ini? Jadi, saya putuskan untuk mencoba mendaftar beasiswa RIM. Saat itu, ibu saya sangat mendukung kalau saya mau melanjutkan kuliah di ITB. Tetap dekat katanya.. :)
Membaca persyaratannya satu per satu. Saya coba penuhi. Salahsatunya adalah mengirim proposal penelitian. Tak disangka, proposal penelitian saya diterima. Lalu, dilanjutkan dengan tahap selanjutnya, saya dipanggil untuk mempresentasikan isi proposal penelitian tersebut. Di hadapan para penguji, saya mencoba untuk setenang mungkin menceritakan isi proposal penelitian itu dan meyakinkan, kalau saya siap melewati masa-masa kuliah S3 ini. Setelah beberapa minggu menunggu, ternyata saya dinyatakan lolos dan berlanjut ke tahap interview dengan pihak RIM. Bersyukur, semua tahap bisa dilalui dan saya dinyatakan berhasil lolos diterima sebagai mahasiswi di program doktor STEI ITB dengan beasiswa penuh selama 3 tahun kuliah plus biaya riset dari RIM.
Senang? tentu saja.. :)
Walau 3 tahun bukan waktu yang lama untuk bisa menemukan novelty, tapi bukan mustahil juga untuk bisa lulus tepat waktu. Sekarang, saya harus bekerja keras untuk bisa melewati tahap demi tahap kuliah ini. Tidak mudah.. iya, nobody said it was easy. Mohon do'anya yaa.. :)
No comments:
Post a Comment