Wednesday, October 10, 2012

Dibalik Orang yang Menyebalkan

Pagi tadi seperti biasa, saya pergi ke kampus dibonceng Bapak menggunakan sepeda motor. Macet di sekitar cicaheum atau sindanglaya pun juga termasuk hal yang biasa. Hal yang agak tidak biasa pagi ini adalah angkot yang menyebalkan.

Supir angkot itu selalu dengan sengaja nyempil ke sana ke sini di tengah ramainya arus jalanan pagi tadi, bak badan angkotnya yang sebesar semut. Saat lampu merah saja, bukannya mengantri, tp dia malah memepet, berusaha menyempil di tengah motor2 yang sedang mengantri.

Mungkin sisa-sisa trauma juga, segala kendaraan yang datang dari sebelah kiri walau masih agak jauh, seringkali membuat saya jantungan. Masih berjarak saja bikin jantungan, apalagi ini angkot super mepet di sebelah kiri motor kami. Menyebalkan!

Sudah jantungan, lalu si sopir yang seolah tidak bersalah makin membuat sebal. Ya, memang tidak melukai siapa-siapa. Tapi tidak bisakah mengendarai dengan baik? Sopan kek gitu.. -___-"

Di perempatan pahlawan si angkot belok, dan motor kami tetap melaju ke arah suci. Saya tidak bisa lepas pandangan dari angkot itu. Ingin rasanya mengumpat si supir angkot. Tapi, syukurnya masih bisa saya redam.

Tahukah kamu apa yang saya dapatkan? Angkot itu dalam keadaan kosong.
Walau masih jantungan, saya mencoba menenangkan diri sambil berpikir, ohh, mungkin supir angkot itu punya masalah. Masih pagi, tapi belum juga dapat penumpang. Padahal, mungkin ada tuntutan yang harus ia penuhi, entah kebutuhan sekolah anaknya atau kebutuhan hidup istrinya. Ya, mungkin di memang sedang punya masalah makanya melakukan hal menyebalkan itu di jalan.

Terlepas benar atau tidak. Setidaknya hal itu bisa membuat saya memaafkan supir angkot itu dan kembali tenang. Entahlah, saya hanya yakin, setiap orang terlahir sebagai orang baik. Kalau dia menyebalkan, itu hanya karena dia sedang punya masalah.

No comments:

Post a Comment